Elshinta.com – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui SMK-SMTI Banda Aceh menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT. Mitra Kaya Galvanize (PT. MKG) untuk meningkatkan kualitas SDM di industri galvanise (pencelupan besi dan baja).

Kerja sama tersebut sehubungan dengan Instruksi Presiden RI Nomor 09 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing SDM melalui kerja sama dengan DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri.

“Bentuk kerja sama yang sedang berjalan adalah magang dalam negeri untuk alumni dan juga penempatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) siswa untuk kelas XII selama enam bulan,” kata Kepala Sekolah SMK-SMTI Banda Aceh Junaidi dalam keterangan di Jakarta, Senin.

PT. MKG adalah salah satu perusahaan pencelupan Galvanise yang berlokasi di daerah Bekasi, Jawa Barat yang juga masuk dalam keanggotaan Asosiasi Galvanise Indonesia.

Prakerin tersebut diikuti siswa SMK-SMTI Banda Aceh Konsentrasi Keahlian Teknik Kimia Industri (TKI) dan Konsentrasi Keahlian Analisis Pengujian Laboratorium (APL). Kegiatan Prakerin direncanakan dari bulan Juni hingga November 2023. Setelah Prakerin dilaksanakan, akan diadakan evaluasi pelaksanaan di bulan terakhir kegiatan ini. Pembimbing dari siswa Prakerin tersebut dari karyawan dari PT. MKG sendiri, sehingga bisa menunjukkan kondisi dunia kerja industri secara langsung dan tepat.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut SDM yang kompeten berperan penting dalam meningkatkan kinerja industri manufaktur yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, industri manufaktur menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja cukup banyak. Pada tahun 2022, terjadi penambahan tenaga kerja sektor industri sebanyak 465 ribu orang atau mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

“Kementerian Perindustrian menyadari bahwa penyediaan SDM kompeten merupakan bagian investasi pengembangan sektor industri. Oleh karena itu, upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi hal yang sangat penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut,” ujar Menperin.

Guna meningkatkan kualitas calon tenaga kerja industri, BPSDMI Kemenperin menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi melalui 11 politeknik, dua akademi komunitas, dan sembilan SMK yang dimiliki. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan vokasi ini gencar dilakukan dengan menggandeng sejumlah sektor industri.

“Seluruh unit pendidikan vokasi industri Kemenperin telah menerapkan pendidikan berbasis kompetensi yang bermitra dengan industri. Keberadaan industri merupakan mitra strategis dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sehingga terlibat aktif mulai dari proses perekrutan, praktik kerja industri, hingga penempatan kerja,” jelas Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan.

Editor : Novelia Tri Ananda | Sumber : Antara